Jumat, 22 Juli 2011

In The End...

Lost in a dream, Nothing is what it seems
Searching my head, For the words that you said
Tears filled my eyes, As we said our last goodbyes
This sad scene replays, Of you walking away

Time and again, She repeats let's be friends
I smile and say yes Another truth bends, I must confess

I try to let go, but I know We'll never end 'til we're dust
We lied to each other again, But I wish I could trust

My body aches from mistakes, Betrayed by lust
We lied to each other so much, That in nothing we trust

Trust hurts, Why does trust equal suffering

Absolutely nothing we trust

Penggalan lirik diatas adalah lirik lagu Trust dari Megadeth.
Lirik diatas menggambarkan sesuatu yang ada di dunia ini.
Sesuatu yang membentuk sebuah sisi tatanan sosial manusia.
Tatanan tersebut adalah persahabatan.
Apakah ada yang salah dengan persahabatan? Atau pertemanan?
Tidak ada yang salah dengan persahabatan atau pertemanan.
Sebuah hal yang sangat baik untuk dilakukan.
Bahkan ada sebuah pepatah yang sangatlah benar adanya, bahwa banyak teman itu terasa sedikit sedangkan punya musuh itu seperti punya musuh ribuan.
Namun sangatlah tepat pepatah ini untuk sesama jenis, dalam hal ini cowo dengan cowo atau cewe dengan cewe.
Lalu bagaimana dengan hubungan persahabatan dengan jenis kelamin berbeda?
Tidaklah masalah apabila telah terjalin pertemanan yang lama dan saling pengertian.
Nah, masalah mulai timbul bila hubungan tersebut telah diselimuti oleh perasaan yang munculnya dari hati.
Ini adalah masalah yang selalu muncul yang dapat kita temui dimana saja dan kapan saja.
Hampir semua orang pernah mengalami hal seperti ini.
Masalah mulai timbul ketika salah satu pihak (cowonya atau cewenya) memiliki pasangannya yang baru.
Semua perhatian berkurang dan tidak ada tempat lagi, persis seperti kita ditarik kemudian terlepas dan kita terjatuh.
Terkadang janji terucap untuk tetap bersahabat selamanya.
Banyak yang terjebak dalam situasi seperti ini, secara tidak sadar.
Namun hati manusia juga tidak dapat 100% terkontrol.
Hal ini diperparah dengan lingkungan sosial yang sangat membatasi hubungan pria dan wanita apabila salah satunya telah memiliki pasangan masing-masing.
Namun hal ini sebenarnya bisa diatasi dengan komunikasi 2 pasangan yang intens sehingga terjadi saling pengertian.
Tetapi tetap saja budaya dan lingkungan sosial selalu saja dapat mematahkan usaha yang telah terbangun. Dan butuh kekuatan yang lebih untuk menunjukkan keberadaan persahabatan tersebut serta keikhlasan pasangan dari dua sahabat tersebut, terlebih pasangan dari wanitanya. Sehingga dia dapat mengerti persahabatan tersebut.
Ketika pasangan dari wanita tidak mengerti, bagaimanakah si wanita dapat menepati janji untuk berteman selamanya, bersahabat selamanya bila dia tidak dapat memberi pengertian sekaligus memnuhi janji persahabatan.
Tragically, friendship of a man and a woman will brutally end when the woman married, in the name of family relation, culture, and devotion. How ironic....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar